Contact Person 5373710c
Klik Fb

Monday, June 2, 2014

KETIKA KITA MENUNTUT SEMUANYA SERBA SEMPURNA


KETIKA KITA MENUNTUT SEMUANYA SERBA SEMPURNA

Ada sebuah cerita tentang seorang prajurit yang akhirnya pulang setelah bertempur di Vietnam. Ia menelepon orang tuanya dari San Francisco. "Bapak dan Ibu, aku segera pulang tapi aku minta ijin Bapak Ibu untuk membawa teman ke rumah."

"Tentu, " jawab mereka, "kami akan senang bertemu dengannya."

"Ada sesuatu yang Bapak Ibu harus tahu," sang anak melanjutkan, "dia terluka cukup parah dalam pertempuran. Dia menginjak ranjau dan kehilangan satu lengan dan satu kaki. Dia tidak punya tempat lain untuk pergi, dan saya ingin dia tinggal bersama kita."

"Oh sungguh menyedihkan, Nak. Pasti kita bisa membantunya untuk mencari tempat tinggal."

"Tidak, Ayah dan Ibu. Aku ingin dia tinggal bersama kita."

"Nak, " kata sang ayah, "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Seseorang dengan kondisi cacat seperti itu akan menjadi beban yang berat pada kita. Kita juga hanya hidup pas-pasan, dan kita tidak bisa membiarkan sesuatu seperti ini mengganggu kehidupan keluarga kita. Bapak pikir anak cukup segera pulang saja dan lupakan orang itu. Dia akan menemukan cara untuk bisa menghidupi diri sendiri."

Sang anak kemudian menutup telepon dan kedua orangtuanya tidak pernah lagi mendengar kabar anak mereka. Beberapa hari kemudian, mereka menerima telepon dari polisi San Francisco. Anak mereka meninggal karena jatuh dari sebuah gedung, demikian kabar yang mereka terima. Polisi yakin si anak bunuh diri.

Orang tua yang berduka itu terbang ke San Francisco dan dibawa ke kamar mayat untuk mengidentifikasi tubuh anak mereka. Mereka mengenalinya, tapi betapa tersayat-sayat hati keduanya, karena anak mereka hanya memiliki satu lengan dan satu kaki.

Moral dari cerita seperti itu, dilansir Moralstories:  Orang tua dalam cerita ini seperti kebanyakan dari kita. Kita merasa mudah mencintai orang yang tampan atau menyenangkan untuk kita pamerkan ke para tetangga dan teman, tapi kita tidak suka orang-orang yang tidak menyenangkan kita atau membuat kita merasa tidak nyaman. Kita lebih suka tinggal jauh dari orang-orang yang tidak sehat, tidak cantik atau tidak tampan, atau tidak sepintar kita.

Beruntunglah jika ada orang yang tidak memperlakukan kita seperti itu. Seseorang yang mengasihi kita dengan kasih tanpa syarat yang menyambut kita ke dalam keluarga selama-lamanya, terlepas dari bagaimana kacaunya keadaan kita.

Setiap malam, sebelum kita terlelap di kehangatan malam, sisipkanlah doa sedikit saja semoga Allah memberi kita kekuatan untuk menerima orang lain apa adanya. Berdoalah semoga Allah membantu kita untuk bisa memahami mereka -- siapapun -- yang berbeda kondisinya dari kita. Aamiin.

Dari: griyagawedotcom

0 comments:

Post a Comment