Contact Person 5373710c
Klik Fb

Teh Pekoe Super

Adalah teh yang diproses dengan menggunakan Metode Non Fermentasi dihasilkan dari pucuk pekoe yaitu Tanaman teh yang sudah berusia ratusan tahun, TERBUKTI mengandung banyak senyawa Bio Aktif yang diperlukan oleh tubuh kita

Air Terjun Parang Ijo

Air terjun ini berjarak tempuh sekitar 20 menit dari komplek wisata candi Cetho. Bagi Anda yang kerap bergelut dengan kesibukan aktivitas kerja, tentu akan merasa jenuh. Tempat wisata ini cocok untuk anda

Peternakan Semut Rang Rang Taruna Tani

Kroto merupakan makanan utama bagi burung yang gemar berkicau, seperti kacer, murai, prenjak dan lain lain, oleh karena itu didesa kami ada peternakan dan pengembangbiakan semut rang rang, silahkan dilihat..

Sayuran Organik Yang Segar Dan Menyehatkan

... ^_^...

Keindahan Alam Kabupaten Karanganyar

Memang daerah saya sebagian besar adalah pedesaan namun pemandangan di daerah sini gak kalah cantiknya dengan daerah lain, Monggo difollow Instagram saya

Kata Kata Motivasi Andrie Wongso

Tekad merupakan sumber motivasi bagi kemajuan dan kesuksesan! Mereka yang memiliki tekad yang kuat, Dia bisa menciptakan apa yang TIDAK MUNGKIN menjadi MUNGKIN! -Andrie Wongso

Monday, December 3, 2012

13 Nasehat Kehidupan


13 Nasehat Kehidupan…

1. Jika kita memelihara kebencian dan dendam, maka seluruh waktu dan pikiran yang kita miliki akan habis dan kita tidak akan pernah menjadi orang yang produktif.

2. Kekurangan orang lain adalah ladang pahala bagi kita untuk memaafkannya, mendoakannya, memperbaikinya dan menjaga aibnya.

3. Bukan gelar atau jabatan yang menjadi orang menjadi mulia. Jika kualitas pribadi buruk, semua itu hanyalah topeng tanpa wajah.

4. Ciri seorang pemimpin yang baik akan nampak dari kematangan pribadi, buah karya, serta integrasi antara kita dengan perbuatannya.

5. Jika kita belum bisa membagikan harta, kalau kita tidak bisa membagikan kekayaan, maka bagikanlah contoh kebaikan.

6. Jangan pernah menyuruh orang lain sebelum menyuruh diri sendiri, jangan pernah melarang orang lain sebelum melarang diri sendiri.

7. Pastikan kita sudah bersedekah hari ini, baik dengan materi, dengan ilmu, tenaga, atau minimal dengan seyuman yang tulus.

8. Para pembohong akan dipenjara oleh kebohongannya sendiri, orang yang jujur akan menikmati kemerdekaan dalam hidupnya.

9. Bila memiliki banyak harta, kita akan menjaga harta. Namun jika kita memiliki banyak ilmu, maka ilmulah yang akan menjaga kita.

10. Kalau hati kita bersih, tak ada waktu untuk berpikir licik, curang atau dengki sekalipun.

11. Bekerja keras adalah bagian dari fisik, bekerja cerdas merupakan bagian dari otak, sedangkan bekerja ikhlas ialah bagian dari hati.

12. Jadikanlah setiap kritik bahkan penghinaan yang kita terima sebagai jalan untuk memperbaiki diri.

13. Kita tidak pernah tahu kapan kematian akan menjemput kita, tapi kita tahu persis seberapa banyak bekal yang kita miliki untuk menghadapinya.

Sumber: Berbagai sumber

Sunday, December 2, 2012

Cerita Lucu Jenaka



Jenaka 1
Satu pasangan muda sangat bersuka cita demi mengetahui sang isteri hamil muda. Namun sebelum mendapat kepastian dari dokter, mereka sepakat untuk merahasiakan kehamilan tsb.

Isteri: "Pa, nggak usah diomongin dulu ya...takut gagal, kan nggak enak kalau sudah di-omongin"
Suami: "Oke deh ma, janji nggak bakalan diomongin sebelum ada konfirmasi dokter"

Lagi asik mereka ngobrol tiba-tiba datang karyawan PLN ke rumah mereka untuk menyerahkan tagihan dan denda atas tunggakan rekening listrik mereka bulan yang lalu.
Petugas PLN : "Nyonya terlambat 1 bulan."
Isteri : "Bapak tahu dari mana...???? Papa... Tolong nih bicara sama orang PLN ini...!"
Suami : "Eh, sembarangan... bagaimana anda bisa tahu masalah ini?"
Petugas PLN : "Semua tercatat di kantor kami Pak."
Suami (tambah sengit): "Oke, besok saja saya ke kantor Bapak untuk menyelesaikan masalah ini!"
== esoknya... ==
Suami : "Bagaimana PLN tahu rahasia keluarga saya?"
Karyawan PLN : "Ya tahu dong, lha wong ada catatannya pada kami!"
Suami : "Jadi saya mesti bagaimana agar berita ini dirahasiakan, Pak?"
Karyawan PLN : "Ya mesti bayar dong Pak!"
Suami (sialan gw diperes nih!) : "Kalau saya tidak mau bayar,bagaimana?"
Karyawan PLN : "Ya punya Bapak terpaksa kami putus..."
Suami : "Mati akuu...? Lha, kalo diputus... nanti isteri saya bagaimana...?"
Karyawan PLN : "Kan masih bisa pakai lilin."
===================================================================
Jenaka 2
Tiga orang suami sedang menceritakan perselingakuhan istrinya masing-masing.
Suami 1:
"Gila man...rasanya sih istri gw selingakuh sama tukang ledeng.
Kemarin pas pulang kantor, gw nemuin sisa pipa dan tang di kolong tempat tidur gw."
Suami 2 :
"Kayaknya istri gw juga deh, dia sepertinya selingakuh sama orang PLN.
gw juga nemuin ada kabel dan obeng yang bukan punya gw di kolong tempat tidur!"
Suami 3 terlihat amat stress.
"Guys, tau gak...kayaknya istri gw selingakuh sama kuda !"
"Ah yang bener?!" kata kedua temannya gak percaya
"Bener, kemarin waktu gw pulang kerja, gw liat ada joki dikolong tempat tidur gw."
========================================================================
 Cerita Lucu Jenaka 3
Suatu hari, Fulan berpapasan dengan seorang gembala dengan kambingnya. Fulan bertanya dengan takjub
Fulan: "Pak, boleh nanya nih?"
Gembala: "Boleh"
Fulan : "Kambing-kambing bapak sehat sekali,bapak kasih makan apa?"
Gembala : "yang mana dulu nih? yang hitam atau yang putih?"
Fulan : "mmmm ...Yang hitam dulu deh...."
Gembala : "oh, kalo yang hitam, dia makannya rumput basah"
Fulan : "ohh...kalo yang putih?"
Gembala : "yang putih juga..."
Fulan : "hmmm...kambing- kambing ini, kuat jalan berapa kilo pak?"
Gembala : "yang mana dulu nih? yang hitam atau yang putih?"
Fulan : "mmmm Yang hitam dulu deh...."
Gembala : "oh, kalo yang hitam, 4 km sehari"
Fulan : "kalo yang putih?"
Gembala : "yang putih juga..."
Si Fulan mulai gondok.... : "kambing ini,menghasilkan banyak bulu ngga pak, pertahunnya? "
Gembala : "yang mana dulu nih? yang hitam atau yang putih?"
Fulan : "(dengan kesalnya) yang hitam dulu deh..."
Gembala : "oh, yang hitam, banyak...10 kg/th"
Fulan : "kalo yang putih...?"
Gembala : "yang putih juga"
Fulan : "BAPAK KENAPA SIH SELALU NGEBEDAIN KAMBING DUA INI, KALO JAWABANNYA SAMA??????"
Gembala : "oh, gini dik, soalnya yang hitam itu,punya saya...."
Fulan : "Oh gitu pak, maaf kalo saya emosi... , kalo yang putih?"
Gembala : "yang putih juga"
Fulan : #$@%!!??%^E#%$$#
========================================================================
Jenaka 4
Di depan gerbang surga, banyak manusia yang mengantri untuk diadili oleh Tuhan..
Sambil mengantri, manusia yang baru pertama kali ke depan gerbang surga itu pun takjub, melihat di tembok gerbang surga terdapat JAM dan label negara-negara di dunia.

Tapi ada yang aneh dari jam tersebut, setiap negara mempunyai kecepatan putaran yang berbeda dengan jam negara lainnya..
Melihat hal yang unik itu, salah seorang dari mereka bertanya :

Orang Filipina : "Malaikat, knapa tuh kok jamnya beda-beda muternya?"
Malaikat : "Oh kecepatan putaran itu bedasarkan tingakat korupsi negara anda, semakin cepat berarti semakin besar tingakat korupsi di negara anda"
Orang Filipina : "Ooohhh begitu... (sambil berbisik ke yang lain) emang bener kata orang, si Estrada korupnya gila-gilaan..
Tuh jam jadi bukti.."
Orang Thailand : "Wah brengsek ! Ternyata Somchai Wongsawat juga korupsi ! Pantes negara gw miskin!!"
Orang Singapore : "Hahahah jam negara gw Slow bgt tuh..Kebukti negara gw bersih dari yang namanya Korupsi... Hahahaha"
Orang Indonesia : (melihat sekeliling, ga menemukan jam negaranya). Lalu dia pun bertanya,
"Malaikat, kenapa jam negara saya ga adaaaa ???? Saya tdk melihat adanya jam negara sayaaa..."
Malaikat : "Maaf, anda dari negara mana?"
Orang Indonesia : "Indonesia"
Malaikat : "Sebelumnya saya minta maaf atas ketidaksopanan ini. Coba lihat kesana.. Jam negara Anda kami pakai sebagai kipas angin.."
========================================================================
Jenaka 5
Seorang wanita di toko berlian,Terkentut pas membungakuk melihat sebuah cincin berlian yang indah. Dia liat sekitar, malu bgt, tapi gak ada orang,eh gak taunya penjualnya lagi berdiri di belakangnya.
"selamat siang bu,ada yang bisa sya bantu?" Ujar penjual.
Berharap,si penjual gak denger apa yang terjadi tadi.
"Mas,harga cincin yang bermata ini berapa ya?"
"Bu,hanya dengan melihat cincin ini aja ibu uda terkentut, mungakin kalo saya sebutkan harganya bisa jadi ibu eeq di sini"
========================================================================
Jenaka 6
Pada suatu perlombaan panahan, ada 3 peserta yang mengikutinya.
Peserta I dari Inggris menunjukkan kebolehannya dengan meletakkan semangaka di atas kepala seseorang. Setelah diukur, dikeker, dilepaskanlah anak panahnya ...... plesh....... ternyata semangakanya terbelah dua. Clap, clap, clap ....tepuk tangan para penonton.
Dengan bangganya si Inggris berkata : "I AM ROBIN HOOD !"

Peserta II dari Amerika meletakkan jeruk di atas kepala seseorang. Plesh......., ternyata jeruk itu terbelah dua. Clap, clap, clap. Penonton bertambah kagum Si Amerika berkata : "I AM SUPERMAN"

Peserta III yang ternyata dari Indonesia membuat penonton menahan napas, karena dia meletakkan sebuah duku di atas kepala seseorang. Anak panah ditarik .... penonton terbelalak ........, plesh.... ternyata anak panah itu mengenai jidat orang itu dan matilah dia. Lalu si Indonesia berkata: "I AM ........SORRY"
========================================================================
Jenaka 7
Seorang Istri Lagi Sewot Sama Suaminya
Istri : "Kenapa sih kamu gak bilang dari dulu klo kamu semiskin ini..?!"
Suami : "Aku kan udah bilang… Tapi kamu aja yg gak denger & gak ngerti..!!"
Istri : "Emang dulu kamu bilang apa??" (penasaran)
Suami : "Aku bilang :Sayang, cuma kamu satu-satunya yg kumiliki & kupunya di dunia ini.. Eh, kamunya malah jawab :so sweet…."
Istri : "#*%&S(%@*88($%-_-"

Sumber: http://www.poztmo.com

Pantun Jenaka




Jangan suka menulis di atas kaca
menulislah diatas meja
janganlah menangis karena cinta
menangislah karena dosa

karung hilang dikasih semen
ditinggal ayam satu kabur
gimana ente dibilang cemen
dikasih cendol malah kabur

Malam hari main kulintang
ditemani sobat sobat tersayang
gimana hati kagak bimbang
Kepala botak minta dikepang

burung perkutut burung kutilang
kamu kentut gak bilang bilang

seorang anak bernyanyi ria
sambil bernyanyi menari pula
siapa yang tidak bakal tertawa
disangka waras ternyata gila

Limau purut di tepi rawa
Buah diranting belum masak
Sakit perut sebab tertawa
Melihat kucing duduk berbedak

Makan Jengkol Perut Melilit
Doyan Miscall pulsa sedikit
Buah kedondong Biji selasih
Dulu bencong sekarang masihhhhhh

Buah semangka buah duren
Nggak nyangka gue keren

Ada padi,
Ada jagung Ada singkong,
Ada pepaya Panen ni yeeee!

makan kue, minum sekoteng
ternyata gue emang ganteng

Baju baru dipake sayang
beli dimall pake atm mandiri
knapa semua pada kabur sayang
itu karena kamu belum mandi

kalo mau menanam padi
paling pas saat cuaca berawan
Aku memang belum mandi
tapi tetap cantik rupawan

Pergi ke pasar naik onta
Membeli anting intan permata
Gak peduli situ udah tua
Yang penting saling mencinta

Buah Jeruk Buah Kedongdong
Muke loe kayak kedongdong
Buah kedongdong buah manggis
walo muka kayak gerandong, yang penting artis

Jaka Sembung bawa Golok
Mau di Asah

Buah belimbing buah rambutan
itu kumis apa hutan...

Orang sasak pergi ke Bali
Membawa pelita semuanya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnya

dari mana datanya lintah
dari sawah turun ke kali
dari mana datangya cinta
dari mata turun ke hati

Beli aspirin obat mata
anak kuda di pingir kali
biar miskin aku tetap cinta
karna harta gampang di cari

lupa sama tuhan, itu dosa
lupa sama temen, sudahbiasa
lupa sama kamu, mana bisa..??!

Elok berjalan kota tua
Kiri kanan berbatang sepat
Elok berbini orang tua
Perut kenyang ajaran dapat

Jangan Lupa Mampir Lagi Kesini ! ^_^

Sumber: http://www.poztmo.com

Tebakan Lucu


Mari tebak-tebakan dengan teman, siapa tau bikin teman penasaran dan seneng.. hehe

T : Skandal apa yang adanya di bawah?
J : Skandal jepit

T : Kenapa anak kelinci suka banget loncat-loncat?
J : Biasalah..... namanya juga anak-anak. Suka iseng.

T : Apa persamaannya gajah dengan tiang listrik?
J : Sama-sama nggak bisa terbang

T : Budaya apa yang brengsek?
J : Budaya darat

T : Ada nggak ayam jago yang berkokok pagi-pagi?
J : Nggak ada, yang ada ayam tu berkokok ku.. ku.. ruyuuuukk

T : kenapa ninja kepalanya di tutupi pakai kain?
J : kalau pakai daun pisang dikirain nasi bungkus!

T : Warnanya putih tapi nangis. Apa hayo?
J : Pocong nginjak paku

T : Kenapa Cowo ga pake pembalut???
J : Kalo pake, ntar dikira hotdog dong :P

T : Telor apa yang paling enak?
J : Telor yang lagi gatel trus digaruk-garuk (telor cowok)

T : Kenapa cewe suka dibelai rambutnya?
J : Karena kalo di jambak kan marah...

T : Kenapa Superman bisa terbang?
J : Karena celana dalamnya di luar (gak nyambung)

T : Kenapa super hero selalu ganteng?
J : Karena kalo jelek, itu kamu !

 T : Binatang apa yang kelaminnya lebih dari satu?
J : Barongsay

T : Putih Hitam Merah, apa hayo?
J : Kuda Zebra habis di kerokin

T : Binatang apa yang kelaminnya dua?
J : Kuda jantan di tunggangi cewek cakep.

 T : Monyet apa yang rambutnya panjang?
K : Monyet gondrong

 T : Binatang yang paling dibenci anjing laut?
J : Kucing laut

T : Bola apa yang mirip kucing?
J : Bola emon

T : Ikan apa yang matanya banyak sekali?
J : Ikan teri 1 ember

T : Ikan apa yang nggak bisa berenang?
 J : Ikan goblok

T : Orang apa yang di ajak bercanda malah marah?
 J : Orang lagi sakit gigi

T : Kenapa saat puasa kita musti menahan haus dan lapar
 J : Karena air laut rasanya asin.

T : Kenapa air laut rasanya asin
J : Karena kalo manis pasti udah habis dibotolin, terus di jual. Lebih lengkap di:

Sumber : http://www.poztmo.com

Thursday, November 15, 2012

Kisah Kakek Penjual Es Dawet




Dan penjual dawet itupun memikul dagangannya dengan bahu kanan. Dia berjalan perlahan melewati pinggiran jalan raya yang penuh dengan truk dan mobil berkecepatan tinggi. Dia tergesa-gesa mengejar adzan jum’at berkumandang. Tinggal seratus meter lagi menuju masjid. Lelaki tua itu, lelaki tak kenal lelah. Memasuki pelataran masjid. Membasuh tubuhnya dengan air wudhu dan sesekali meminum air itu. “daripada minum dawet, lebih baik aku minum air masjid ini”, begitu mungkin pikirnya.

Aku memandangnya dari jauh. Kulihat sesekali dia menoleh ke barang dagangannya. Takut ada yang mencuri mungkin. Maklumlah, modal yang dipakai pas-pasan. Jangan sampai dagangannya hilang atau rusak oleh ulah tangan jahil. Ketika adzan jum’at berkumandang. Dia memilih sholat di dekat dagangannya.

Kasihan engkau kakek. Di umur senjamu, engkau masih harus bekerja keras sendiri. Dimana anak cucumu kek?

Bahkan ketika sholat jum’at telah selesai. Sang kakek duduk di dekat dagangannya. Berharap ada satu atau dua jamaah yang menoleh dan membeli es dawetnya. Sayang beribu sayang. Mungkin jum’at ini bukan jum’at yang baik baginya. Tak satupun jamaah masjid membeli. Jangankan membeli, menolehpun tidak. Kakek itu hanya terpaku melihat satu per satu jamaah keluar dari halaman masjid.

Peluh mulai membasahi tubuhnya. Bayangan akan lembaran uang lenyap bersamaan dengan sepinya masjid itu….

Aku… yang sedari tadi duduk di halaman masjid, hanya diam tak bergerak. Kuamati sampai berapa lama sang kakek akan bertahan di pelataran masjid itu.

Masjid mulai sepi. Hampir semua jamaah telah pulang. Yang tersisa hanyalah takmir masjid dan beberapa pengurus masjid yang sibuk menghitung uang hasil infak para jamaah. Sang kakek menoleh ke kanan dan ke kiri. Tak ada lagi jamaah tersisa. Tinggal aku dan motor plat merahku. Akupun hanya terdiam. Ingin aku membeli es dawetnya. Tapi apa daya, satu-satunya uang sepuluh ribuan yang kubawa, telah kumasukkan ke dalam kotak infak masjid. Sementara pengurus masjid sibuk menghitung infak, sang kakek harus sibuk menggotong kembali barang dagangannya yang tak laku sama sekali.

Sang kakek, dengan tatapan tegar. Kembali berjalan. Dia keluar dari pelataran masjid menuju ke arah utara, arah dimana rumah dinasku berada.

Kupacu motorku cepat. Kudahului sang kakek, kutunggu dia di depan puskesmas.

Dua puluh menit berlalu dan dari kejauhan, sang kakek akhirnya nampak. Kupanggil dia keras-keras.

“Paaak!!! Paaakk!!!!”

Dan sang kakek pun mendekat. Dia bertanya, “mau beli dawet ta nak?”

“iya”, jawabku mantap.

“berapaan pak satu gelasnya?”

“seribu nak”, jawabnya jujur.

“Masya Allah!!!! Dawet segelas dijual cuman seharga seribu!!! Kapan balik modalnya coba!!!!”, batinku

“yasudah pak, sini masuk, saya mau beli”

Sang kakek berjalan mengikutiku masuk ke ruang rawat inap para pasien.

Singkat cerita. Aku membeli duapuluh gelas dawet untukku dan untuk para keluarga penunggu pasien.

Sang kakek melayani permintaanku dengan senyum mengembang di wajahnya. Kulihat gentong berisi air dawetnya mulai berkurang setengah. Masih sisa setengah lagi.

“sudah pak, berapa semuanya?”

“duapuluh ribu nak”, katanya berkaca-kaca.

“ini pak, bawa saja sisa kembaliannya”, kuserahkan lembaran limapuluh ribu ke tangan kakek itu.

Dan sang kakek bertanya, ‘lho berarti sampeyan shodakoh ini ke saya?”

“apalah kek itu namanya, intinya kembaliannya aku kasih buat kakek….”

“ini namanya shodakoh nak. Matur nuwun nak. Kulo doakan semoga sampeyan lancar rejeki”

“amin ya Allah”, jawabku singkat.

Sang kakek pun kembali memikul dagangannya. Kali ini jalannya semakin cepat. Mungkin karena bahagia atau karena berat gentong dawetnya sudah berkurang setengah.

Tak terasa air mata merembes di pelupuk mataku.
***
Dan tahukah engkau teman. Keesokan harinya, uang limapuluh ribu itu, dikembalikan dengan cara yang sangat ajaib oleh Allah. Dia kembali ke tanganku bukan lagi sebesar limapuluh ribu, melainkan satu juta. Rejeki yang sangat tidak aku perhitungkan bakal kudapat minggu ini. Dan berkat itu, aku bisa menabung 2,5 juta untuk minggu ini. Sejuta lebih banyak dibanding minggu2 sebelumnya.

Kakek….
Terimakasih atas doamu…

Sebenarnya bukan aku, melainkan engkau, yang memberi shodakoh.

Doamu, adalah pembuka pintu rejeki untukku.

Terimakasih banyak, kek….

 (Sumber: http://alvast.multiply.com/journal/item/124 via http://gizanherbal.wordpress.com/2011/11/23/cerita-bapak-tua/)

Anak Cacat itu bernama Salim




Belum sampai 30 tahun usiaku ketika istriku melahirkan anak pertamaku. Masih aku ingat malam itu, dimana aku menghabiskan malam bersama dengan teman-temanku hingga akhir malam, dimana waktu semalaman aku isi dengan ghibah dan komentar-komentar yang haram. Akulah yang paling banyak membuat mereka tertawa, membicarakan aib manusia, dan mereka pun tertawa.Aku ingat malam itu, dimana aku membuat mereka banyak tertawa. Aku punya bakat luar biasa untuk membuat mereka tertawa. Aku bisa mengubah nada suara hingga menyeruapi orang yang aku tertawakan. Aku menertawakan ini dan itu, hingga tidak ada seorangpun yang selamat dari tertawaanku walaupun ia adalah para sahabatku. Hingga akhirnya sebagian dari mereka menjauhiku agar selamat dari lisanku.Aku ingat pada malam itu aku mengejek seorang yang buta, yang aku melihatnya sedang mengemis di pasar. Lebih buruk lagi, aku meletakkan kakiku di depannya untuk mendorongnya hingga ia goyah dan jatuh, hingga dia berpaling dengan kepalanya dan tidak mengetahui apa yang ia katakan. Leluconku menyebabkan orang-orang yang ada di pasar tertawa.Aku kembali ke rumah dalam keadaan terlambat seperti biasa. Aku mendapati istriku yang sedang menungguku tengah bersedih. Dia bertanya padaku, darimana saja kamu? Aku menjawabnya dengan sinis, “Aku lelah.” Kelelahan tampak jelas diwajahnya. Ia berkata dengan menangis tersedu, “Aku lelah sekali, tampaknya waktu persalinanku sudah dekat.”
Dalam diamnya, air matanya menetes di pipinya. Aku merasa bahwa aku telah mengabaikan istriku dalam hal ini. Seharusnya aku memperhatikannya dan mengurangi begadangku, lebih khusus di bulan kesembilan dari kehamilannya ini. Akhirnya, aku membawanya ke rumah sakit dengan segera dan aku masuk ke ruang bersalin. Aku seakan merasakan sakit yang sangat beberapa saat. Aku menunggu persalinan istriku dengan sabar, tapi ternyata sulit sekali proses persalinannya. Aku menunggu lama sekali hingga aku kelelahan. Maka aku pulang ke rumah dengan meninggalkan nomor HP ku di rumah sakit dengan harapan mereka mengabariku.
Setelah beberapa saat, mereka menghubungiku dengan kelahiran Salim. Maka aku bergegas ke rumah sakit. Pertama kali mereka melihatku, aku bertanya tentang kamarnya. Tetapi mereka memintaku untuk menemui dokter yang bertanggung jawab dalam proses persalinan istriku. Aku berteriak kepada mereka: “Dokter apa? Aku hanya perlu melihat anakku.” Akan tetapi mereka mengatakan: “Anda harus menemui dokter terlebih dahulu.”
Akhirnya aku menemui dokter tersebut. Lantas dia berbicara kepadaku tentang musibah dan ridha terhadap takdir. Kemudian ia berkata: “Mata kedua anak anda buruk, dan sepertinya dia akan kehilangan penglihatannya!”
Aku menundukkan kepala dan berusaha mengendalikan ucapanku. Aku jadi teringat dengan pengemis buta yang aku dorong di pasar dan menertawakannya di hadapan manusia.
Maha Suci Allah, sebagaimana engkau mengutuk, maka engkau akan dikutuk. Aku sangat sedih dan tidak mengetahui apa yang aku katakan. Kemudian aku ingat istri dan anakku. Aku berterima kasih kepada dokter atas kelemah lembutannya, lantas aku berlalu dan tidak melihat istriku. Adapun istriku maka dia tidak bersedih, dia ridha dan beriman terhadap takdir Allah. Seringkali ia menasehatiku untuk menjaga diri dari menertawakan orang lain, dan ia juga senantiasa mengulang-ulanginya agar aku tidak ghibah.
Kami keluar dari rumah sakit bersama Salim. Sungguh, aku tidak banyak memperhatikannya. Aku menganggapnya tidak ada di rumah. Ketika tangisannya sangat keras, aku lari ke lorong untuk tidur di sana. Sedangkan istriku sangat memperhatikan dan mencintainya. Sebenarnya aku tidak membencinya, tetapi masih belum bisa mencintainya.
Salim pun semakin besar. Mulailah dia merangkak, akan tetapi cara merangkaknya aneh. Umurnya hampir setahun, dan mulailah dia berjalan. Maka semakin jelas jika dia pincang. Maka beban yang berada di pundakku semakin besar. Setelah itu istriku melahirkan anak yang normal setelahnya, Umar dan Khalid. Berlalulah beberapa tahun dan Salim semakin besar, dan tumbuh besar pula saudara-saudaranya. Aku sendiri tidak seberapa suka duduk-duduk di rumah, seringkali aku menghabiskan waktu bersama dengan teman-temanku.
Istriku tidak pernah putus asa untuk senantiasa menasehatiku. Dia senantiasa mendoakanku agar mendapat hidayah. Dia tidak pernah marah terhadap perbuatanku yang gegabah. Akan tetapi, ia sangat bersedih jika melihatku banyak memperhatikan saudara-saudara Salim, sementara kepada Salim aku meremehkannya. Salim semakin besar dan harapanku kepadanya juga semakin besar. Aku tidak melarang ketika istriku memintaku agar mendaftarkan Salim di salah satu sekolah khusus penyandang cacat. Tidak terasa aku telah melalui beberapa tahun hanya aku gunakan untuk bekerja, tidur, makan dan begadang dengan teman-temanku.
Pada hari Jumat, aku bangun pada pukul 11.00 waktu zhuhur. Dan ini masih terlalu pagi bagiku, dimana ketika itu aku diundang untuk menghadiri suatu perjamuan. Aku berpakaian, mengenakan wewangian dan hendak keluar. Aku berjalan melalui lorong rumah, namun wajah Salim menghentikan langkahku. Dia menangis dengan meluap-luap!
Ini adalah kali pertama aku memperhatikan Salim semenjak dia masih kecil. Telah berlalu 10 tahun, tetapi aku tidak pernah memperhatikannya. Aku mencoba untuk pura-pura tidak tahu, tetapi tidak bisa. Aku mendengarkan suaranya yang sedang memanggil ibunya, sementara aku sendiri berada di dalam kamar. Aku melihatnya dan berusaha mendekat kepadanya. Aku berkata: “Salim, mengapa engkau menangis?” Ketika mendengar suaraku, ia berhenti menangis. Maka ketika ia merasa aku telah berada di dekatnya, dia mulai merasakan apa yang ada di sekitarnya dengan kedua tangannya yang kecil. Dengan apakah dia melihat? Aku merasa bahwa dia berusaha untuk menjauh dariku!! Seolah-olah ia berkata: “Sekarang engkau telah merasakan keberadaanku. Dimana saja engkau selama 10 tahun yang lalu?!” Aku mengikutinya, ia masuk ke dalam kamarnya. Ia menolak memberitahukan kepadaku sebab dari tangisannya. Maka aku mencoba untuk berlemah lembut kepadanya. Mulailah Salim menjelaskan sebab tangisannya. Aku mendengar ucapannya, dan aku mulai bangkit.
Apakah kalian tahu apa yang menjadi sebabnya!! Saudaranya, Umar, terlambat, terlambat mengantarkannya pergi ke masjid, sebab ketika itu adalah shalat jumat, dia khawatir tidak mendapatkan shaf pertama. Ia memanggil Umar, ia memanggil ibunya, akan tetapi tidak ada yang menjawabnya, akhirnya ia menangis. Aku melihat airmata yang mengalir dari kedua matanya yang tertutup. Aku belum bisa memahami kata-katanya yang lain. Aku meletakkan tanganku kepadanya dan berkata: “Apakah untuk itu engkau menangis, wahai Salim…?!”
Dia berkata, “Ya…”
Aku telah lupa dengan teman-temanku, aku telah lupa dengan undangan perjamuan.
Aku berkata: “Salim, jangan bersedih! Tahukah engkau siapakah yang akan berangkat denganmu pada hari ini ke Masjid?”
Ia berkata: “Dengan Umar tentunya, tetapi ia selalu terlambat.”
Aku berkata: “Bukan, tetapi aku yang akan pergi bersamamu.”
Salim terkejut, ia seakan tidak percaya. Dia mengira aku mengolok-oloknya. Dia meneteskan airmata kemudian menangis. Aku mengusap airmatnya dengan tanganku dan aku pegang tangannya. Aku ingin mengantarkannya dengan mobil, tetapi ia menolak seraya mengatakan: “Masjidnya dekat, aku hanya ingin berjalan menuju masjid!”
Aku tidak ingat kapan kali terakhir aku masuk ke dalam masjid. Akan tetapi ini adalah kali pertama aku merasakan adanya takut dan penyesalan atas apa yang telah aku lalaikan selama beberapa tahun belakangan. Masjid itu dipenuhi dengan orang-orang yang shalat, kecuali aku mendapati Salim duduk di shaf pertama. Kami mendengarkan khutbah jumat bersama, dan dia shalat di sampingku. Bahkan, sebenarnya akulah yang shalat di sampingnya.
Setelah shalat, Salim meminta kepadaku sebuah mushaf. Aku merasa aneh, bagaimana dia akan membacanya padahal ia buta? Aku hampir saja mengabaikan permintaannya dan berpura-pura tidak mengetahui permintaannya. Akan tetapi aku takut jika aku melukai perasaannya. Akhirnya aku mengambilkan sebuah mushaf. Aku membuka mushaf dan memulainya dari surat al Kahfi. Terkadang aku membalik-balik lembaran, terkadang pula aku melihat daftar isinya. Maka ia mengambil mushaf itu dari tanganku kemudian meletakkannya. Aku berkata: “Ya Allah, bagaimana aku mendapatkan surat al kahfi, aku mencari-carinya hingga mendapatkannya di hadapannya!!”
Mulailah ia membaca surat itu dalam keadaan kedua matanya tertutup. Ya Allah…!! Ia telah hafal surat al Kahfi secara keseluruhan…!
Aku malu pada diriku sendiri. Aku memegang mushaf, namun aku rasakan seluruh anggota badanku menggigil. Aku baca dan aku baca. Aku berdoa kepada Allah agar mengampuniku dan memberi petunjuk kepadaku. Aku tidak kuasa, maka mulailah aku menangis seperti anak kecil. Manusia masih berada di masjid untuk mendirikan shalat sunnah. Aku malu pada mereka, maka mulailah aku menyembunyikan tangisanku. Maka berubahlah tangisan itu menjadi isakan.
Aku tidak merasakan apa-apa ketika itu kecuali melalui tangan kecil yang meraba wajahku dan mengusap kedua airmataku. Dialah Salim!! Aku dekap dia ke dadaku dan aku melihatnya. Aku berkata kepada diriku sendiri, “Engkau tidaklah buta wahai anakku, akan tetapi akulah yang buta, ketika aku bersyair di belakang orang fasiq yang menyeretku ke dalam api neraka.”
Kami kembali ke rumah. Istriku sangat gelisah terhadap Salim. Namun seketika itu juga kegelisahannya berubah menjadi airmata kebahagiaan ketika ia mengetahui bahwa aku telah shalat jumat bersama Salim.
Sejak saat itu, aku tidak pernah ketinggalan untuk mendirikan shalat jamaah di masjid. Aku telah meninggalkan teman-teman yang buruk. Sekarang aku telah mendapatkan banyak teman yang aku kenal di masjid. Aku merasakan nikmatnya iman bersama mereka. Aku mengetahui dari mereka banyak hal yang dilalaikan oleh dunia. Aku tidak pernah ketinggalan mendatangi kelompok-kelompok pengajian atau shalat witir. Aku telah mengkhatamkan al Quran beberapa kali dalam sebulan. Lisanku telah basah dengan dzikir agar Allah mengampuni dosa-dosaku berupa ghibah dan menertawakan manusia. Aku merasa lebih dekat dengan keluargaku. Hilang sudah ketakutan dan belas kasihan yang selama ini ada di mata istriku. Senyuman tidak pernah pergi menjauhi wajah anakku, Salim. Siapa yang melihatnya akan mengira bahwa dia adalah seorang malaikat dunia beserta isinya. Aku banyak memuji Allah atas segala nikmat-Nya.
Suatu hari, teman-temanku yang shalih menetapkan diri melakukan safar untuk berdakwah. Aku ragu-ragu untuk pergi. Aku melakukan istikharah dan bermusyawarah dengan istri. Aku merasa dia akan menolak keinginanku. Akan tetapi ternyata sebaliknya, ia menyetujui keinginanku! Aku sangat bahagia, bahkan ia memotivasiku. Dia telah melihat masa laluku, dimana aku melakukan safar tanpa musyawarah dengannya sebagai bentuk kefasiqan dan perbuatan jahat.
Aku menghadap ke arah Salim. Aku mengabarinya jika aku hendak melakukan safar. Maka dia memegangku dengan kedua tangannya yang masih kecil sebagai ungkapan selamat jalan.
Aku telah meninggalkan rumahku lebih dari satu bulan. Selama itu, aku masih senantiasa menghubungi istriku dan juga berbicara kepada anak-anakku selama ada kesempatan. Aku sangat rindu kepada mereka. Ah, betapa rindunya aku kepada Salim. Aku sangat ingin mendengarkan suaranya. Dialah satu-satunya yang belum berbicara denganku semenjak aku melakukan safar. Bisa jadi karena dia berada di sekolah, bisa juga dia berada di masjid ketika aku menghubungi mereka.
Setiap kali aku berbicara dengan istriku perihal kerinduanku padanya (Salim), maka ia tertawa suka cita dan bahagia. Kecuali kali terakhir aku meneleponnya, aku tidak mendengar tawanya seperti biasa, suaranya berubah.
Aku berkata kepadanya: “Sampaikan salamku kepada Salim.” Istriku menjawab: “Insya Allah…!” Kemudian ia terdiam.
Terakhir, aku pun kembali ke rumah. Aku ketuk pintu. Aku berangan-angan jika Salim yang akan membukakan pintu itu. Akan tetapi, aku mendapati anakku Khalid yang usianya belum sampai 4 tahun membukakan pintu. Aku gendong dia, dan dia berteriak-teriak: “Baba…baba…”
Aku tidak tahu kenapa dadaku berdebar ketika memasuki rumah.
Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.
Istriku menyambutku. Wajahnya mulai berubah, seolah-olah kebahagiaannya dibuat-buat.
Aku perhatikan ia baik-baik kemudian aku bertanya: “Ada apa denganmu?”
Ia berkata: “Tidak apa-apa.”
Tiba-tiba aku teringat Salim, maka aku berkata: “Dimana Salim.”
Istriku menundukkan wajahnya dan tidak menjawab. Airmata yang masih hangat menetes di pipinya.
Aku berteriak, “Salim…! Di mana Salim?”
Aku mendengar suara anakku Khalid yang hanya bisa mengatakan: “Baba…”
“Salim telah melihat surga,” kata istriku.
Istriku tidak kuasa dengan situasi ketika itu. Ia hendak menangis, hampir saja ia pingsan. Maka kemudian aku keluar dari kamar.
Aku tahu setelah itu, bahwa Salim terserang panas yang sangat tinggi beberapa hari sebelum kedatanganku. Istriku telah membawanya ke rumah sakit, ketika tiba disana maka ia menghembuskan nafas terakhir. Ruhnya telah meninggalkan jasadnya.
Aku mengira, anda semua wahai para pembaca akan menangis, dan air mata anda akan mengalir sebagaimana air mata kami juga mengalir. Anda akan tersentuh sebagaimana kami juga tersentuh. Aku berharap Anda semua tidak lupa untuk mendoakan Salim, lebih khusus lagi bagi ibunya yang tetap teguh menjalankan tugasnya walaupun suaminya pergi. Jadilah ibu tersebut seperti perusahaan sebenarnya yang menghasilkan kaum laki-laki yang kuat. Semoga Allah membalas amal kebaikannya.(Pelaku dari kisah ini termasuk diantara dai yang ternama dan terkenal. Ia memiliki banyak rekaman, ceramah dan tulisan. Sumber diambil dari kisah yang berjudul “Allah Azza wa Jalla memberi hidayah kepada siapa yang Ia kehendaki”, majalah Qiblati edisi 02 thn VII)

Kisah Pilu Anak SD

Kisah ini sungguh mengharukan. Aku berharap ia dapat memberikan pelajaran dan hikmah bagi semuanya. Ini adalah kisah seorang putri yang duduk di sekolah dasar bersama kepala sekolahnya. Sebuah kisah nyata yang terjadi di zaman ini.
Anak ini selalu berangkat ke sekolah setiap hari dengan disiplin tanpa pernah mengenal lelah. Sebenarnya ia juga juga bukanlah seorang siswa yang terlalu menonjol. Tapi ia selalu berusaha keras mengerahkan kemampuannya untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Gadis kecil ini benar-benar berjuang hingga batas puncak kemampuannya.
Tukang bersih-bersih sekolah memperhatikan gadis kecil ini selalu masuk ke sekolah dengan membawa tas yang tidak penuh dengan bawaan, namun selalu pulang dengan tas yang telah penuh dengan bawaan!! Hal itu menarik perhatian si Tukang bersih-bersih tersebut.
Maka selama beberapa pekan, ia terus mengawasi gadis kecil ini dan ia tetap menyaksikan pemandangan yang sama.
Hal itu menyebabkan si Tukang bersih-bersih itu melapor kepada lbu kepala sekolah tentang semua yang dilihatnya. Akibatnya lbu kepala sekolah pun meminta gadis kecil itu untuk menemuinya setelah jam sekolah usai.
Gadis kecil itupun datang dengan tas yang penuh seperti biasanya. lbu kepala sekolah segera memintanya untuk membuka tas itu. la ingin tahu mengapa tas itu bisa penuh. Gadis kecil itupun membuka tasnya.
Menurut Anda, apakah yang ada di dalam tas sekolah gadis kecil itu? Tas itu berisi serpihan-serpihan roti dan sandwich sisa-sisa makanan murid-murid lain yang tersisa! Yah, gadis kecil itu mengumpulkan sisa-sisa makanan itu untuk dibawanya pulang agar bisa dimakan oleh adik-adik kecilnya, oleh ibunya di rumah.
Apakah Anda sudah membayangkan keadaannya? Duhai, segala puji bagi Allah atas semua nikmat dan kesehatan.
Pesanku untuk anda semua, jangan pernah ragu-ragu untuk mengeluarkan sedekah dan zakat anda. Di sana ada banyak sekali orang-orang miskin yang membutuhkan. Aku harap kalian mau berkorban untuk melakukan kebaikan, sebelum semuanya terlambat.
Sumber: Chicken Soup For Muslimah, Qashash Mu’atstsirah Jiddan lil Fatayat, ALi bin Husain Sindi, Penerbit Sukses Publishing


Wednesday, November 14, 2012

Kisah Bapak Tua Penjual Amplop

Kisah Bapak Tua Penjual Amplop

Setiap menuju ke Masjid Salman ITB untuk shalat Jumat saya selalu melihat seorang bapak tua yang duduk terpekur di depan dagangannya. Dia menjual kertas amplop yang sudah dibungkus di dalam plastik. Sepintas barang jualannya itu terasa “aneh” di antara pedagang lain yang memenuhi pasar kaget di seputaran Jalan Ganesha setiap hari Jumat. Pedagang di pasar kaget umumnya berjualan makanan, pakaian, DVD bajakan, barang mainan anak, sepatu dan barang-barang asesori lainnya. Tentu agak aneh dia “nyempil” sendiri menjual amplop, barang yang tidak terlalu dibutuhkan pada zaman yang serba elektronis seperti saat ini. Masa kejayaan pengiriman surat secara konvensional sudah berlalu, namun bapak itu tetap menjual amplop. Mungkin bapak itu tidak mengikuti perkembangan zaman, apalagi perkembangan teknologi informasi yang serba cepat dan instan, sehingga dia pikir masih ada orang yang membutuhkan amplop untuk berkirim surat.


Kehadiran bapak tua dengan dagangannya yang tidak laku-laku itu menimbulkan rasa iba. Siapa sih yang mau membeli amplopnya itu? Tidak satupun orang yang lewat menuju masjid tertarik untuk membelinya. Lalu lalang orang yang bergegas menuju masjid Salman seolah tidak mempedulikan kehadiran bapak tua itu.

Kemarin ketika hendak shalat Jumat di Salman saya melihat bapak tua itu lagi sedang duduk terpekur. Saya sudah berjanji akan membeli amplopnya itu usai shalat, meskipun sebenarnya saya tidak terlalu membutuhkan benda tersebut. Yach, sekedar ingin membantu bapak itu melariskan dagangannya. Seusai shalat Jumat dan hendak kembali ke kantor, saya menghampiri bapak tadi. Saya tanya berapa harga amplopnya dalam satu bungkusa plastik itu. “Seribu”, jawabnya dengan suara lirih. Oh Tuhan, harga sebungkus amplop yang isinnya sepuluh lembar itu hanya seribu rupiah? Uang sebesar itu hanya cukup untuk membeli dua gorengan bala-bala pada pedagang gorengan di dekatnya. Uang seribu rupiah yang tidak terlalu berarti bagi kita, tetapi bagi bapak tua itu sangatlah berarti. Saya tercekat dan berusaha menahan air mata keharuan mendengar harga yang sangat murah itu. “Saya beli ya pak, sepuluh bungkus”, kata saya.

Bapak itu terlihat gembira karena saya membeli amplopnya dalam jumlah banyak. Dia memasukkan sepuluh bungkus amplop yang isinya sepuluh lembar per bungkusnya ke dalam bekas kotak amplop. Tangannya terlihat bergetar ketika memasukkan bungkusan amplop ke dalam kotak.

Saya bertanya kembali kenapa dia menjual amplop semurah itu. Padahal kalau kita membeli amplop di warung tidak mungkin dapat seratus rupiah satu. Dengan uang seribu mungkin hanya dapat lima buah amplop. Bapak itu menunjukkan kepada saya lembar kwitansi pembelian amplop di toko grosir. Tertulis di kwitansi itu nota pembelian 10 bungkus amplop surat senilai Rp7500. “Bapak cuma ambil sedikit”, lirihnya. Jadi, dia hanya mengambil keuntungan Rp250 untuk satu bungkus amplop yang isinya 10 lembar itu. Saya jadi terharu mendengar jawaban jujur si bapak tua. Jika pedagang nakal ‘menipu’ harga dengan menaikkan harga jual sehingga keuntungan berlipat-lipat, bapak tua itu hanya mengambil keuntungan yang tidak seberapa. Andaipun terjual sepuluh bungkus amplop saja keuntungannya tidak sampai untuk membeli nasi bungkus di pinggir jalan. Siapalah orang yang mau membeli amplop banyak-banyak pada zaman sekarang? Dalam sehari belum tentu laku sepuluh bungkus saja, apalagi untuk dua puluh bungkus amplop agar dapat membeli nasi.


Setelah selesai saya bayar Rp10.000 untuk sepuluh bungkus amplop, saya kembali menuju kantor. Tidak lupa saya selipkan sedikit uang lebih buat bapak tua itu untuk membeli makan siang. Si bapak tua menerima uang itu dengan tangan bergetar sambil mengucapkan terima kasih dengan suara hampir menangis. Saya segera bergegas pergi meninggalkannya karena mata ini sudah tidak tahan untuk meluruhkan air mata. Sambil berjalan saya teringat status seorang teman di fesbuk yang bunyinya begini: “bapak-bapak tua menjajakan barang dagangan yang tak laku-laku, ibu-ibu tua yang duduk tepekur di depan warungnya yang selalu sepi. Carilah alasan-alasan untuk membeli barang-barang dari mereka, meski kita tidak membutuhkannya saat ini. Jangan selalu beli barang di mal-mal dan toko-toko yang nyaman dan lengkap….”.

Si bapak tua penjual amplop adalah salah satu dari mereka, yaitu para pedagang kaki lima yang barangnya tidak laku-laku. Cara paling mudah dan sederhana untuk membantu mereka adalah bukan memberi mereka uang, tetapi belilah jualan mereka atau pakailah jasa mereka. Meskipun barang-barang yang dijual oleh mereka sedikit lebih mahal daripada harga di mal dan toko, tetapi dengan membeli dagangan mereka insya Allah lebih banyak barokahnya, karena secara tidak langsung kita telah membantu kelangsungan usaha dan hidup mereka.

Dalam pandangan saya bapak tua itu lebih terhormat daripada pengemis yang berkeliaran di masjid Salman, meminta-minta kepada orang yang lewat. Para pengemis itu mengerahkan anak-anak untuk memancing iba para pejalan kaki. Tetapi si bapak tua tidak mau mengemis, ia tetap kukuh berjualan amplop yang keuntungannya tidak seberapa itu.

Di kantor saya amati lagi bungkusan amplop yang saya beli dari si bapak tua tadi. Mungkin benar saya tidak terlalu membutuhkan amplop surat itu saat ini, tetapi uang sepuluh ribu yang saya keluarkan tadi sangat dibutuhkan si bapak tua.

Kotak amplop yang berisi 10 bungkus amplop tadi saya simpan di sudut meja kerja. Siapa tahu nanti saya akan memerlukannya. Mungkin pada hari Jumat pekan-pekan selanjutnya saya akan melihat si bapak tua berjualan kembali di sana, duduk melamun di depan dagangannya yang tak laku-laku.

(Sumber: http://rinaldimunir.wordpress.com/2011/11/19/bapak-tua-penjual-amplop-itu/ via http://gizanherbal.wordpress.com/2011/11/23/cerita-bapak-tua/)

Monday, November 12, 2012

Ikhlas



Aku harus menikmatinya, dan aku tak boleh larut dalam kekecewaan berlama-lama, kecewa, Putus asa, sakit hati tak akan merubah apapun selain menyengsarakan diriku sendiri, begini putus asa, tak putus asa juga tetap begini...
Ikhlas dengan kenyataan... Smile ^_^

Ajaklah hatimu Bicara



Sahabat Hikmah…

• Ketika dirimu gelisah…
Sentuhlah hatimu dgn lantunan ayat2 cinta dalam kitab suci Al-qur’an.

• Ketika kau lemah…
Rangkum kembali makna-makna kebersamaan
bersama saudara-saudaramu agar saling menguatkan.

• Ketika kau lelah dan mulai putus asa…
Maka Allah swt akan tersenyum padamu…
YAKINLAH tiada usaha halal yg sia-sia.

• Ketika peluh & kerja tak dihargai…
Maka ingatlah saat itu kita sedang belajar tentang KETULUSAN.

• Ketika usaha keras kita dinilai sia-sia oleh orang lain…
Maka saat itu kita sedang memaknai KEIKHLASAN.

• Ketika hati terluka dalam karena tuduhan atas hal yang tak pernah kita lakukan…
Maka saat itu kita sedang belajar tentang MEMAAFKAN.

• Ketika lelah mendera & kecewa menerpa…
Maka saat itu kita sedang belajar memaknai tentang arti KESUNGGUHAN.

• Ketika sepi menyergap & sendiri membulat dalam keramaian…
Maka saat itu kita sedang memberi makna tentang KETANGGUHAN.

• Ketika kita harus membayar biaya yang sebenarnya tak perlu kita tanggung,
Maka saat itu kita sedang belajar tentang KEMURAHHATIAN.

• Bersama kesulitan ada kemudahan…Bersama Kesulitan ada kemudahan…
Jangan pernah merugikan & menyakiti org lain.
Allah maha meliihat & mendengar rintihan hatimu: BERDOALAH.

• Tetap semangat, sabar, tersenyum…
Dan Terus belajar..!! Karena kamu sedang menimba ilmu di Universitas KEHIDUPAN!

• Dia menaruhmu di tempat yang sekarang, bukan karena kebetulan..!!
Ada maksud yg TERINDAH di setiap rencanaNya..!! Bergembiralah !!

Oleh : Aboe Bakar Al-Habsyi (F-PKS Dapil Kalimantan Selatan)

# Dikirim oleh seorang teman.

5 KUNCI Pengokoh Jiwa Penenang Bathin



Agar jiwa kita tenang dan kokoh menghadapi persoalan hidup, berikut ini ada tips dari Aa Gym yang layak untuk diikuti:

1. AKU HARUS SIAP MENGHADAPI HIDUP INI, APAPUN YANG TERJADI

• Hidup di dunia ini hanya satu kali, aku tak boleh gagal dan sia-sia tanpa guna

• Tugasku adalah menyempurnakan niat dan ikhtiar, perkara apapun yang terjadi kuserahkan kepada Allah Yang Maha Tahu yang terbaik bagiku

• Aku harus selalu sadar sepenuhnya bahwa yang terbaik menurutku belum tentu yang terbaik menurut Allah SWT. Bahkan sangat mungkin aku terkecoh oleh keinginan dan harapanku sendiri

• Pengetahuan tentang diriku atau tentang apapun amat terbatas sedangkan pengetahuan Allah menyelimuti segalanya, Dia tahu awal, akhir dan segala-galanya

• Sekali lagi betapapun aku sangat menginginkan sesuatu, tetap hatiku harus kupersiapkan untuk menghadapi kenyataan yang tak sesuai dengan harapanku. Karena mungkin itulah yang terbaik bagiku

2. AKU HARUS RELA DENGAN KENYATAAN YANG TERJADI

• Bila sesuatu terjadi, yaa….. inilah kenyataan dan episode hidup yang harus kujalani

• Aku harus menikmatinya, dan aku tak boleh larut dalam kekecewaan berlama-lama, kecewa, dongkol, sakit hati tak akan merobah apapun selain menyengsarakan diriku sendiri, dongkol begini, tak dongkol juga tetap begini

• Hatiku harus realistis menerima kenyataan yang ada, namun tubuh serta pikiranku harus tetap bekerja keras mengatasi dan menyelesaikan masalah ini

• Bila nasi telah menjadi bubur, maka aku harus mencari ayam, cakweh, kacang polong, kecap, seledri, bawang goreng dan sambal agar bubur ayam spesial tetap dapat kunikmati

3. AKU TAK BOLEH MEMPERSULIT DIRI

• Aku harus yakin bahwa hidup ini bagai siang dan malam pasti silih berganti. Tak mungkin siang terus-menerus dan tak mungkin juga malam terus-menerus, pasti setiap kesenangan ada ujungnya begitupun masalah yang menimpaku pasti ada akhirnya, aku harus sangat sabar menghadapinya

• Akupun harus yakin bahwa setiap musibah terjadi dengan ijin Allah Yang Maha Adil, pasti sudah diukur dengan sangat cermat oleh-Nya tak mungkin melampaui batas kemampuanku, karena Dia tak pernah mendzolimi hamba-hamba-Nya

• Aku tak boleh mendzolimi diriku sendiri, dengan pikiran buruk yang mempersulit dan menyengsarakan diri, pikiranku harus tetap jernih, terkendali, tenang dan proporsional, aku tak boleh terjebak mendramatisir masalah

• Aku harus berani menghadapi persoalan demi persoalan, tak boleh lari dari kenyataan, karena lari sama sekali tak menyelesaikan bahkan sebaliknya hanya akan menambah masalah. Semua harus dengan tegar kuhadapi dengan baik, aku tak boleh menyerah, aku tak boleh kalah

• Mesti segala sesuatu akan ada akhirnya, begitupun persoalan yang kuhadapi seberat apapun seperti yang dijanjikan Allah ” Fainnama’al usri yusron innama’al ’usri yusron” dan sesungguhnya bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan, bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan. Janji yang tak pernah mungkin dipungkiri oleh Allah SWT

4. EVALUASI DIRI

• Segala yang terjadi mutlak adalah ijin Allah SWT, dan Allah tak mungkin berbuat sesuatu yang sia-sia

• Pasti ada hikmah dibalik setiap kejadian, sepahit apapun pasti ada kebaikan yang terkandung didalamnya, bila disikapi dengan sabar dan benar

• Harus kurenungkan mengapa Allah menakdirkan semua ini menimpaku, bisa jadi peringatan atas dosa-dosa kita, kelalaianku atau mungkin, saat kenaikan kedudukanku disisi Allah

• Mungkin aku harus berpikir keras untuk menemukan kesalahan yang kuperbaiki

• Setiap kejadian bagai cermin pribadiku, aku tak boleh gentar dengan kekurangan dan kesalahan yang telah terjadi, yang penting kini aku mengetahui diriku yang sebenarnya dan aku bertekad sekuat tenaga untuk memperbaikinya, Allah Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat

5. ALLAH LAH SATU-SATUNYA PENOLONGKU

• Aku harus yakin kalaupun bergabung seluruh manusia dan jin untuk menolongku tak mungkin terjadi apapun tanpa ijin-Nya

• Hatiku harus bulat total dan yakin seyakin-yakinnya, bahwa hanya Allahlah satunya-satunya yang dapat menolong memberi jalan keluar terbaik dari setiap urusan

• Tidak ada yang mustahil bagi-Nya, karena segala-galanya adalah milik-Nya, dan sepenuhnya dalam kekuasaan-Nya

• Tak ada yang dapat menghalangi jikalau Dia akan menolong hamba-hamba-Nya, Dialah yang mengatur segala sebab datangnya pertolongan-Nya

• Oleh karena itu aku harus benar-benar berjuang, berikhtiar untuk mendekati-Nya dengan mengamalkan apapun yang disukai-Nya dan melepaskan hati ini dari ketergantungan selain-Nya, karena selain Dia hanyalah sekedar makhluk yang tak berdaya tanpa kekuatan dari-Nya

• Ingatlah selalu janji-Nya :

“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Ku beri jalan keluar dari setiap urusannya dan Kuberi rizki/ pertolongan dari tempat yang tak terduga, dan barangsiapa yang bertawakal kepada-Ku, Niscaya akan Kucukupi segala kebutuhannya”. ( At-Thalaq : 2-3 )

” Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (At-Thalaq :4)

Semoga 5 kunci diatas dapat menenangkan hati yang sedang galau, cemas, was-was, khawatir yang berlebihan dan pengobat stress.
Ingat hanya dengan dzikrullah / mengingat Allah hati akan menjadi tenang.

Wassalam

Oleh KH. Abdullah Gymnastiar (AA Gym)